Site icon SIN Sumut

Dukung Program Pemerintah PT Nestlé Indonesia Berkomitmen untuk Jadikan Kemasannya dapat Didaur Ulang

PT Nestlé Indonesia berkomitmen untuk menjadikan 100% kemasannya dapat didaur ulang atau digunakan kembali, dan mengurangi ⅓ penggunaan resin plastik baru pada 2025.

“Hal ini sejalan dengan ambisi pemerintah mengurangi sampah sebesar 30% dan mengelola 70% sampah pada 2025,” ujar Ganesan Ampalavanar, President Director PT Nestlé Indonesia dalam keterangannya yang diterima Beritasatu.com, Rabu (8/9/2021).

Dikatakan untuk mewujudkan komitmen tersebut, Nestlé dengan dukungan Nestlé R&D Accelerator di Singapura dan bekerja sama dengan Siklus melakukan studi pengembangan kemasan menggunakan sistem isi ulang di Tebet Barat Dalam, Jakarta.

Disebutkan, sampah kemasan plastik dan pengelolaan sampah telah menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia. “Nestlé Indonesia berkomitmen untuk berfokus pada mengurangi sampah kemasan plastik dan menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan,” kata Ganesan.

“Kerja sama dengan Siklus, akan memungkinkan mengukur manfaat positif sistem kemasan isi ulang terhadap lingkungan, serta penerimaan dan pengalaman berbelanja konsumen,” tambahnya.

Menurut Ganesan, studi pengembangan kemasan dengan sistem isi ulang akan berlangsung selama tiga bulan di daerah Tebet, Jakarta, dan PT Nestlé Indonesia menjamin kualitas dan keamanan produk-produk yang akan didistribusikan.

Sepeda Siklus akan mendistribusikan produk makanan dan minuman Milo, Dancow, dan Koko Krunch di daerah perumahan, atau konsumen bisa memesan melalui aplikasi.

Head of Sustainability PT Nestlé Indonesia Prawitya Soemadijo mengatakan produk-produk Nestlé akan dijual kepada konsumen dengan menggunakan kemasan isi ulang yang dijamin kebersihan dan keamanannya.

Para konsumen juga akan mendapatkan petunjuk penyimpanan dan konsumsi. “Selain itu, kami meminta konsumen untuk turut memastikan kebersihan wadah makanan yang akan dibawa, guna menjamin keamanan dan kualitas produk,” ujar Prawitya.

Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengapresiasi upaya dan inisiatif Nestlé Indonesia untuk melakukan studi kemasan isi ulang dan pendekatannya ke konsumen.

“Besar harapan kami agar inisiatif seperti ini bisa menjadi pembelajaran yang baik untuk semua pemangku kepentingan dan membantu mengurangi sampah kemasan plastik di Indonesia,” ujar Rosa.

Jane von Rabenau, CEO & Co-Founder Siklus menyatakan gembira bekerja sama dengan Nestlé, perusahaan yang serius menangani masalah sampah kemasan plastik di Indonesia.

“Melalui studi ini kedua perusahaan akan bekerja sama untuk menguji dan menyesuaikan solusi isi ulang yang akan memberikan kepada konsumen suatu alternatif dan cara efektif untuk membeli produk-produk konsumen sekaligus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ujar Jane.

Jane mengemukakan, kerja sama program percontohan dan studi dengan Nestlé merupakan langkah pertama yang penting untuk menyelesaikan masalah sampah plastik dalam skala yang lebih besar. (*/cr2)

Sumber: banten.siberindo.co

Exit mobile version