Site icon SIN Sumut

Industri Asuransi Alami Pertumbuhan yang Cukup Signifikan di Era Pandemi

Di era pandemi Covid-19 ini, industri asuransi menunjukkan kinerja signifikan. Hal ini tidak terlepas dari program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan, dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Selain itu, meningkatnya pemahaman terhadap kebutuhan perlindungan kesehatan juga membuat masyarakat tertarik untuk membeli produk-produk asuransi. Sehingga ia optimistis sampai akhir tahun pertumbuhan industri asuransi akan semakin baik.

“Sampai Juni 2021, memang ada pertumbuhan yang cukup siginifikan. Untuk industri asuransi jiwa sudah tumbuh 4,14%, sementara asuransi umum tumbuh sampai 10%. Kemudian dari sisi premi dan klaim yang memang menopang pertumbuhan aset itu, untuk premi asuransi jiwa yang dihimpun tumbuh 18,35% yoy. Sedangkan untuk asuransi umum tumbuhnya relatif tipis karena penutupannya kan rata-rata setahun, jadi biasanya pada akhir tahun akan naik siginifikan. Tetapi sampai pertengahan tahun ini sudah tumbuh 2,5%,” kata Direktur Pengawasan Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kristianto Andi Handoko dalam webinar “Kebangkitan Industri Asuransi di Era Pandemi” yang digelar Beritasatu Media Holdings, Kamis (29/7/2021).

Andi menambahkan, untuk data pemegang polis, di masa pandemi ini juga terlihat ada peningkatan. Sebelumnya di akhir 2020, pemegang polis asuransi jiwa mencapai 44 juta, kemudian di akhir Juni 2021 sudah menjadi lebih dari 45 juta. Sedangkan untuk pemegang polis asuransi umum yang akhir tahun lalu mencapai 66 juta, gambarannya baru bisa terlihat pada akhir 2021. Namu Andi meyakini sampai akhir 2021 akan mencapai target di atas 66 juta.

Indikator lainnya yang memperlihatkan kinerja industri asuransi semakin baik antara lain dari sisi penetrasi dan densitas. Di 2019, penetrasi industri asuransi mencapai 2,81%, lalu meningkat jadi 2,92% diakhir 2020. Kemudian pada Juni 2021, penetrasinya kembali meningkat jadi 3,11%. Densitas asuransi juga terus meningkat dari 1,67 juta di 2019, 1,74 juta di 202o, kemudian menjadi 1,78 juta pada Juni 2021.

“Dari sisi penetrasi dan densitas mencerminkan bahwa konsumen melakukan spending lebih untuk membeli produk asuransi melalui premi,” kata Andi. (*/cr2)

Sumber: banten.siberindo.co

Exit mobile version