SEMARANG– Vaksin yang import oleh pemerintah sudah disebar ke berbagai daerah di Indonesia. Vaksin ini diharapkan dapat menurunkan angka positif covid-19. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan skenario percepatan vaksinasi tahap pertama agar selesai pada 25 Januari mendatang. Beberapa skenario yakni menambah vaksinator (yang melakukan vaksinasi) dan memperbaiki sistem.
Hal itu disampaikan Ganjar, seusai memimpin Rapat Desain Percepatan Vaksinasi di Jawa Tengah, di lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Rabu (20/1/2021). Dari hasil pantauannya kemarin, Jateng siap melakukan percepatan vaksinasi.
“Setelah melihat di lapangan kemarin, Jateng berinisiatif lakukan percepatan. Maka kalau kapasitas puskesmas yang hanya 45, bisa ditingkatkan, yang kedua kapasitas rumah sakit besar juga akan kita optimalkan,” terang Ganjar.
Dari hasil tinjauan lapangan Ganjar menemukan di Puskesmas Ngaliyan hanya 20 tenaga kesehatan (Nakes) yang divaksin hari ini. Sementara di Puskesmas Purwoyoso, jumlah yang divaksin lebih sedikit. Menurut Ganjar, jumlah itu harusnya bisa lebih dioptimalkan.
Sejak 14 Januari lalu, sudah ada 4.415 nakes telah menerima vaksin tahap pertama ini. Rinciannya, Kota Semarang 2.219 orang, Kabupaten Semarang 655 orang, dan Kota Surakarta 1.541 nakes.
Hingga tanggal 19 Januari kemarin, ada 540 nakes yang ditunda vaksinasinya karena memiliki komorbid. Adapun 285 nakes yang tidak hadir.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, hasil pengecekan pihaknya hingga hari ini, para nakes yang harus ditunda vaksinasi dikarenakan komorbid dan berhalangan seperti ada tugas atau sedang menjalani program kehamilan.
“Komorbid paling tinggi Hipertensi. Lalu kemudian yang tidak hadir kita pastikan karena mereka sedang bertugas dan tidak ada yang declare (menyatakan) menolak untuk divaksin,” ucap Yulianto.
Tambahan Penerima Vaksin
Ganjar mengusulkan ada penambahan subyek penerima vaksin, yakni SDM kesehatan. Pihaknya juga mendorong penambahan tenaga vaksinator.
“Di Jateng tidak hanya nakes (tenaga kesehatan), namun juga SDM Kesehatan, maka seluruh yang bekerja di faskes semua mesti di vaksin. kurang lebih 13ribu-an SDM kesehatan yang belum terdaftar, kita usulkan untuk adanya penambahan. Para vaksinator kita lakukan penambahan, ternyata tidak terlalu sulit untuk menyuntikkan vaksin, sehingga seluruh kapasitasnya akan kita siapkan,” kata Ganjar.
Ganjar juga menambahkan, pihaknya sedang mengusulkan aplikasi “Antri” yang membantu perbaikan sistem vaksinasi agar lebih cepat dan prosesnya lebih mudah.
“Karena ada anak-anak muda yang datang kepada saya, sudah menyiapkan sistem namanya Antri. Sehingga Antri ini harapan kita juga bisa membantu masyarakat termasuk yang non nakes. Bisa untuk mendata jatah dapetnya (vaksinasi) kapan,” pungkas Ganjar.(*/cr2)
Sumber : humas.jatengprov.go.id