Selain kerja keras masyarakat menjaga kedisiplinan protokol kesehatan, kerja sama antara kepala daerah dengan para pimpinan instansi di daerahnya menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang eskalasinya masih tetap tinggi saat ini.
Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat media visit secara daring dengan jajaran Berita Satu Media Holdings, Rabu (21/7/2021).
Pria yang akrab disapa Hendi itu memberi contoh bagaimana sebagai kepala daerah, dirinya banyak terbantu dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Semarang. Para pejabat yang bergabung di forum tersebut secara cepat dan sepakat mengambil berbagai langkah evaluasi terkait penanganan Covid-19 di mana angka penderita yang semakin bertambah.
Untuk itu, Hendi juga memuji Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen (TNI) Rudianto. Keduanya pejabat ini, kata Hendi, banyak mengajaknya berdiskusi dan menawarkan sejumlah obat untuk membantu proses penyembuhan pasien.
“Soal obat, saya merasa pangdam dan kapolda Jateng termasuk pemimpin keren. Mereka tak hanya bicara tapi punya ukuran tertentu. Saya diundang mereka berdua. Kapolda punya obat, Pangdam juga punya obat yang bisa dibagikan. Kita ambil. Kami lalu ujicoba di fasilitas karantina dan hasilnya signifikan,” urai Hendi.
“Akhirnya mereka produksi dengan gotong royong dan diaplikasikan ke Semarang. Artinya mereka tak hanya bicara pertahanan dan keamanan, namun melihat fenomena angka penderita Covid-19, mengajak diskusi dan mengambil tindakan. Dan membuat langkah menurunkan Covid-19,” tambah Hendi.
Hendi juga bercerita bagaimana aparat dinas di pemerintahan daerah yang bersedia melakukan kegiatan yang bersifat charity atau bantuan sosial. Misalnya, setiap dinas melakukan kurban sapi yang dibagikan dalam rangka Iduladha. Atau setiap Jumat, para aparat ini turun ke lapangan membagikan apa yang mereka bisa bagikan ke masyarakat.
“Sebab saya yakin PNS, TNI, Polri ini jadi penyangga saat ini. Karena gaji dan TPP (tambahan penghasilan pegawai) mereka kan tak dipotong. Sehingga bisa berbagi ke masyarakat yang membutuhkan. Itu yang kami lakukan,” urai Hendi.
Begitu pun ketika menyangkut vaksinasi. Berbicara stok vaksin, Kota Semarang banyak terbantu karena komunikasi dan kerja sama yang baik dengan instansi lainnya. Dalam sehari, dengan puluhan fasilitas yang ada, vaksinasi di Semarang bisa mencapai hingga 20.000 dosis per hari. Begitu ketika stok vaksin habis, maka stok di lembaga lain seperti di Kodam maupun Polda segera dikerahkan.
“Alhamdulilah kami dibantu,” imbuhnya.
Untuk isolasi mandiri, aparat di tingkat kelurahan dan puskesmas terus melakukan pemantauan hingga pembagian paket sembako. Saat ini, angka isolasi mandiri (isoman) di Semarang sudah turun ke sekitar 500 orang dan tertangani dengan gotong royong bersama masyarakat.
Di tingkat bawah, banyak warga berinisiatif memanfaatkan balai kelurahan atau rumah kosong untuk yang memerlukan isolasi Covid-19. Awalnya, ada 10 lokasi isolasi mandiri yang didanai oleh APBD. Salah satunya termasuk rumah dinas Hendi sendiri. Belakangan, inisiatif warga bermunculan. Dari pengelola asrama haji, kampus, hingga gereja lalu menyumbangkan gedungnya sebagai fasilitas.
“Semua di supervisi dokter dari dinkes,” katanya.
Kalau ditanya apakah kewalahan dalam menghadapi situasi, Hendi mengatakan pasti kewalahan. “Karena pasiennya tiba-tiba banyak sekali. Kita tak bisa pikirkan bahwa akan sebanyak ini. Makanya terus bekerja bersama mencoba menyempurnakan kondisi di lapangan,” ujarnya. (*/cr2)
Sumber: benten.siberindo.co